Jumat, 12 Desember 2014

Pengertian, Fungis, dan Jenis Induktor

Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenisnya

Pengertian dan Fungsi Induktor serta jenis-jenisnyaPengertian dan Fungsi Induktor beserta jenis-jenisnya – Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.
Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor

Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :
Simbol-simbol Induktor (Coil)
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
  • Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
  • Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
  • Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
  • Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi induktansinya.

Jenis-jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
  • Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
  • Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
  • Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
  • Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk Donat)
  • Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
  • Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.
Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :
  • Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
  • Transformator (Transformer)
  • Motor Listrik
  • Solenoid
  • Relay
  • Speaker
  • Microphone
Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.

Pengertian, Prinsip Kerja Kapasitor

 
Pengertian Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut keping. Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.

Gambar Pengertian Kapasitor

Pengertian Kapasitor
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian elektronika, kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power Supply).
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik). Dalam penerapannya, kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata tegangan yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator) dan masih banyak lagi penerapan lainnya.
Jenis-Jenis Kapasitor terbagi menjadi bermacam-macam. Karena dibedakan berdasarkan polaritasnya, bahan pembuatan dan ketetapan nilai kapasitor. Selain memiliki jenis yang banyak, bentuk dari kapasitor juga bervariasi. Contohnya kapasitor kertas yang besar kapasitasnya 0.1 F, kapasitor elektrolit yang besar kapasitasnya 105 pF dan kapasitor variable yang besar kapasitasnya bisa kita rubah hingga maksimum 500 pF.
Demikian penjelasan singkat mengenai Pengertian Kapasitor, semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Fungsi Kapasitor, Pengertian ResistorJenis-Jenis Resistor dan Kode Warna Resistor.

Pengertian, Jenis, Fungsi Resistor

Pengertian, Jenis, Fungsi Resistor | Pernahkan Anda melihat resistor? Apa itu resistor? Pengertian resistor adalah salah satu komponen elektrik yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Resistor memiliki besaran yang disebut resistansi dan dinyatakan dalam satuan ohm. Resistansi didefinisikan sebagai nilai perbandingan dari tengangan yang diberikan (V) dibagi kuat arus (I). Jika dituliskan dalam bentuk rumus, nilai resistansi adalah:

R = V / I
di mana R = resistansi (ohm), V = beda potensial (Volt), dan I = Arus listrik (Ampere).
Pada skematik rangkaian, komponen resistor disimbolkan sebagai garis zig-zag atau kotak dengan garis di kanan-kirinya. 
Pengertian, Jenis, Fungsi Resistor
Lambang Resistor
Bentuk resistor yang umum adalah tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran gelang kode warna untuk mengenali besar resistansi sehingga dapat diketahui besar resistansi resistor tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut antara lain adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association). Warna hitam menunjukkan 0, coklat (1), merah (2), jingga (3), kuning (4), hijau (5), biru (6), ungu (7), abu-abu (8), dan putih (9). Gelang I dan II menunjukkan angka, gelang III menunjukkan kelipatan puluhan, dan gelang IV menunjukkan toleransi. Selain kode warna resistor, dapat juga digunakan kode angka, yaitu kombinasi angka dan huruf. Kode angka pada resistor terdiri dari 4 susunan, 2 angka dan 2 huruf.
Pengertian, Jenis, Fungsi Resistor
Lingkaran gelang berwarna
Pada komponen resistor, terdapat juga istilah yang disebut dengan toleransi. Toleransi adalah nilai persen batas-batas besarnya nilai hambatan yang masih dapat diterima resistor. Toleransi resistor diberi kode emas (5%), perak (10%), dan putih (20%) pada kode warna. Pada kode angka, toleransi dinyatakan dengan kode F (1%), G (2%), J (5%), K (10%), dan M (20%). Satuan menggunakan kode R (ohm), K (kilo ohm), dan M (mega ohm). Misalnya; 15 RG dibaca 15 ohm dan 2%; K15J dibaca 0,15 kilo ohm dan 5 %.
Dewasa ini, resistor terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis resistor tersebut antara lain:
  • Variable Resistor: Variable resistor adalah resistor yang nilainya dapat diubah-ubah.
  • LDR (Light Dependent Resistor): LDR adalah resistor yang nilainya berubah jika terkena cahaya.
  • Termistor: Termistor adalah resistor yang hambatannya berubah jika suhunya berubah. Terdiri atas NTC (negative temperature coefficient) dan PTC (postive temperature coefficient).
Fungsi resistor pada rangkaian listrik adalah:
  • Menahan arus listrik;
  • Membagi kuat arus listrik;
  • Membagi tegangan listrik;
  • Mengubah-ubah besarnya kuat arus listrik.
Dalam suatu rangkaian listrik diperlukan resistor dengan spesifikasi tertentu seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar. Resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi tegangan. Komponen resistor sering juga ditemukan pada peralatan seperti radio dan amplifier. Biasanya, resistor digunakan sebagai pengatur volume atau nada yang menggunakan tombol yang dapat diputar. Tombol tersebut adalah resistor yang dapat diubah-ubah nilainya. Perubahan resistansi akan mengubah besar arus yang menggerakkan membran speaker. Semakin besar nilai hambatan pada resistor dalam satuan ohm, semakin kecil besar arus yang melewatinya.

Sekian uraian tentang Pengertian, Jenis, Fungsi Resistor. Jika ada pertanyaan, saran/kritik, atau apresiasi, dapat Anda kirimkan melalui kotak komentar. Terima Kasih, semoga bermanfaat. 

postingan pertama

mantap blog wak nyo